Destinasi Wisata di Asia yang Banyak Dikunjungi Sepi Pelancong Akibat Virus Corona

Destinasi Wisata di Asia yang Banyak Dikunjungi Sepi Pelancong Akibat Virus Corona

Destinasi Wisata di Asia yang Banyak Dikunjungi Sepi Pelancong Akibat Virus Corona – Sejumlah destinasi wisata di beberapa negara di Asia sepi pengunjung dikarenakan wabah virus corona baru atau Covid-19 merebak.

Sebelumnya adanya wabah virus corona merebak, turis berdesak-desakan mengunjungi menara Angkor Wat di Kamboja.

Destinasi wisata yang  paling Instagrammable di Asia, seperti kuil, tempat berjalan kaki, jalan-jalan perbelanjaan, museum dan mausoleum kosong.

Begitu juga tidak ada kerumunan yang biasanya terjadi di Kuil Sensoji di Tokyo, Bund Shanghai, The Peak di Hong Kong, dan Sydney Harbour.

Banyak pengunjung yang sekarang lenyap berasal dari Tiongkok, sebuah negara yang para pelancongnya telah sepenuhnya membentuk ekonomi wisata Asia selama beberapa tahun terakhir.

Kompleks Angkor Wat, keajaiban arsitektur Khmer abad ke-12 yang berupa benteng-benteng dan bangunan lainnya serta reliefnya yang unik memikat jutaan orang setiap tahun.

Namun saat musim ramai pengunjung, tempat ini justru sepi dan terendah dalam catatan.

Pemandu penduduk Kamboja yang berbahasa Cina Hor Sophea belum melakukan tur sejak akhir Januari. Dia harus mengeluarkan uang secara ketat.

Dia menunjuk parit besar di dalam kompleks Angkor Wat, yang gang-gangnya biasanya ramai dengan kerumunan turis untuk swafoto, tetapi sekarang kosong.

Kompleks Angkor di Provinsi Siem Reap menarik sebagian besar wisatawan asing yang mencapai rekor 6,6 juta pada 2019, hampir setengahnya berasal dari Tiongkok.

Namun, wabah virus corona telah melemahkan kedatangan wisatawan Tiongkok sebesar 90 persen.

Hampir Kosong Pelancong

Perdana Menteri Hun Sen telah mengumumkan keringanan pajak untuk hotel dan penginapan di Siem Reap selama empat bulan untuk mengimbangi kerugian.

Tetapi penemuan pada Sabtu pekan lalu tentang orang Kamboja pertama yang terinfeksi di Siem Reap, kemungkinan akan membuat para pelancong lebih memilih tinggal di rumah.

Di Bali, dermaga yang dulu dipenuhi dengan kedatangan wisatawan dari Tiongkok sekarang dihiasi dengan kapal-kapal yang ditambatkan.

Sementara di Tokyo, kemerosotan pengunjung daratan dan juga warga Korea Selatan jadi pukulan buat restoran di daerah wisata.

“Kemudian orang Korea Selatan juga berhenti datang. Toko tuna di sebelah kami memutuskan untuk menutup sementara untuk menghindari biaya operasional,” tambahnya.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *