Selebritas Asia Ramai-Ramai Jadi Duta Global Brand Fashion Mewah
Selebritas Asia Ramai-Ramai Jadi Duta Global Brand Fashion Mewah
Selebritas Asia Ramai-Ramai Jadi Duta Global Brand Fashion Mewah, terutama para bintang K-Pop, sebagai duta globalnya. Sebut saja BTS yang ditunjuk sebagai duta Louis Vuitton dan Jisoo BLACKPINK yang dipilih Dior. Mengapa merek-merek tersebut idamkan selebritas Asia sebagai duta international mereka?
Melansir laman AsiaOne, Selasa, brand-brand mewah awalnya cenderung menentukan aktris dan penyanyi yang terkenal Amerika Serikat dan Eropa untuk menjadi duta international mereka. Wajah-wajah mereka tampil dalam papan iklan dan fasilitas massa seluruh dunia, bukan cuma negara asalnya.
Tetapi, dalam setahun terakhir peta merk ambassador international berubah. Hal itu seiring berubahnya budaya yang mengglobal seluruh dunia. Fenomena BTS misalnya. Idol kelompok itu mempunyai banyak pengikut Gen Z sekaligus mewakili pindahan standar kecantikan berasal dari Hollywood ke visi baru. Tak mengherankan sekiranya halaman fasilitas sosial penuh oleh foto-foto BTS, terhitung pas mereka menghadiri Grammy Awards bersama dengan berbusana Louis Vuitton.
BTS bukanlah salah satu bintang K-pop yang bergabung bersama dengan dunia fesyen mewah. Musim panas lalu, Rosé BLACKPINK membintangi kampanye international untuk Saint Laurent. Pada tahun ini mereka terpilih sebagai duta international untuk Tiffany & Co. Anggota BLACKPINK lainnya, Jisoo memimpin koleksi Dior Cruise, tetapi Lisa ditunjuk sebagai duta international untuk Celine.
Bukan cuma bintang Korea saja yang berhasil menjadi duta merk mewah. Merek Armani Beauty telah menunjuk aktor dan penyanyi Tiongkok Jackson Yee sebagai duta international baru untuk makeup dan perawatan kulit mereka. Seorang jenis Jepang, Koki, baru-baru ini terhitung terdaulat sebagai duta international Estée Lauder.
Fenomena itu tak terlepas berasal dari data demografi pembelian barang mewah terbesar dalam Eropa berasal berasal dari warga China. Rocky Chi, pakar label mewah Melody Communication London menyatakan sebab pembatasan perjalanan, penjualan mereka pun anjlok dan mesti mencari langkah agar senantiasa menarik minat pelanggan mereka yang berasal berasal dari Asia.
Charlie Gu mengungkapkan hal serupa, pakar pemasaran yang berbasis Shanghai dan San Fransisco.
Ia menyatakan bahwa Asia terlalu berperan menghasilan keuntungan bagi label-label fesyen mewah itu saat jaman pandemi.
“Asia, terutama kawasan Tiongkok Raya, telah mengimbuhkan kontribusi perlu bagi keuntungan merek-merek mewah sepanjang Covid-19,” ujarnya. “Jadi, tidak mengherankan jikalau merk mengangkat selebriti Asia ke status duta besar international untuk mendorong keceriaan dalam kawasan ini, bersama dengan harapan bisa tingkatkan penjualan.”
Ia menyebut beberapa selebritas Asia itu sebenarnya belum terkenal luas dalam negara Barat. Namun, perihal itu tak menjadi persoalan megingat itu semata-mata kebalikan berasal dari situasi serupa, yaitu banyak bintang Hollywood yang tidak terlalu terkenal Tiongkok namun potret mereka terpasang dalam negara-negara Asia.
“Daya tarik international K-pop dan makin lama terkenalnya talenta Asia Hollywood kemungkinan terhitung berkontribusi pada fenomena baru ini,” imbuh Gu.
Ia merujuk pada beberapa pencapaian selebritas Asia dalam kancah global. Walaupun, para selebritas Asia cenderung menarik pirsawan muda agar menunjuk mereka sebagai duta international terpandang menunjang menjembatani kesenjangan usia dalam pengeluaran barang mewah Barat dan menunjang merk memperluas energi tarik mereka ke demografis yang lebih muda.
Meskipun kembali stimulan untuk menjauhkan berasal dari periklanan yang berpusat pada warga Kaukasia. Hal itu memunculkan solidaritas dalam komunitas Asia, terhitung sederet tokoh fesyen terkemuka, seperti Anna Sui, Phillip Lim, dan Susie Bubble, yang mengkaji pentingnya mempromosikan desainer dan jenis Asia agar lebih banyak keragaman dan inklusivitas dalam periklanan.
“Saat tumbuh dewasa, tidak banyak representasi Asia dalam mode,” kata desainer Jason Wu untuk majalah Vogue. “Sekarang lebih perlu daripada awalnya bahwa kami berdiri sebagai komunitas untuk mendorong pergantian dan penerimaan.”