Konsumen di Asia Tenggara Tetap Gemar Belanja Online Meski Pandemi Usai

Konsumen di Asia Tenggara Tetap Gemar Belanja Online Meski Pandemi Usai – Konsumen Asia Tenggara akan terus melakukan pembelian kebutuhan bahan makanan hingga barang penting lainnya secara online usai pandemi corona berakhir. Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian konsultan Bain & Company dan Facebook.

Laporan dari kedua perusahaan tersebut menngungkapkan, E-commerce dan trend digital lainnya mengalami percepatan akibat wabah Covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari 7 juta penduduk dunia.

Yendamuri menjelaskan, sektor pasar digital bertumbuh hampir tiga kali lipat selama masa wabah di Asia Tenggara. Sebanyak satu dari tiga pengguna yang disurvey bahkan mengatakan, masyarakat akan terus berbelanja lewat media internet ke depannya.

Total nilai transaksi grosir di Asia Tenggara diperkirakan sekitar USD 350 miliar, dimana pasar digital menyumbang sebagian kecil dari nilai keseluruhan.

Lazada yang didukung Alibaba melaporkan, penjualan grosir online di Singapura bahkan melonjak empat kali lipat dari awal April, waktu dimana Negeri Singa mulai membatasi pergerakan warganya akibat kasus virus corona yang semakin intensif.

Perekonomian digital di Asia Tenggara tampaknya menjadi sangat penting bagi banyak perusahaan. Facebook baru-baru ini menginvestasikan jumlah dana yang dirahasiakan kepada Gojek.

Ekonomi Digital Tumbuh

Investor asal Singapura memprediksikan bahwa pada 2025, pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara akan mencapai USD 300 miliar. Itu akan didorong oleh e-commerce, transportasi online, dan adanya kenaikan pembayaran digital.

Penetrasi smartphone dan konektivitas internet di kawasan ini akan mempe cepat akses digital bagi lebih dari 600 juta penduduk yang saat ini belum tersentuh teknologi tersebut.

Menurut Yendamuri, trend yang ke depan akan bertahan yakni penggunaan aplikasi baru di bidang-bidang seperti perdagangan online dan video streaming. “Itu termasuk pembayaran elektronik dan dompet digital yang menyediakan opsi pembayaran tanpa kontak kepada konsumen,” ujarnya.

Bahkan setelah perekonomian kembali dibuka sepenuhnya, ia menambahkan, penduduk Asia Tenggara di masa mendatang akan 1,5 kali lebih kecil kemungkinannya untuk keluar rumah dibanding orang-orang Amerika, yang akan marak berselebrasi.