Tag: GIVE ME PERSPECTIVE

Maka Banyak Sekali Kejadian-kejadian Pada Media Sosial

Maka Banyak Sekali Kejadian-kejadian Pada Media Sosial

Begitu banyak orang telah memiliki akun media sosial, bahkan lebih dari satu. Terutama generasi milenial yang pasti sudah akrab sekali dengan dumay alias dunia maya. Namun saat banyak orang tak bisa lepas dari media sosial, malah yang untuk menghapus atau menonaktifkan akunnya Menurut http://n-dine.com/.

Maka Banyak Sekali Kejadian kejadian Pada Media Sosial - Maka Banyak Sekali Kejadian-kejadian Pada Media Sosial

Maka dunia nyata dia sangat sibuk dan medsos

Melansir dari https://103.55.37.28/, mungkin cukup aktif ke media sosial. Akan tetapi belakangan ini dia seperti lenyap ditelan bumi. Penyebabnya, kesibukannya di dunia nyata kian tinggi. Misalnya, sibuk bekerja. Pun media sosial gak mendukung pekerjaannya. Artinya, dengan atau tanpa ia memiliki akun media sosial, pekerjaannya tidak terpengaruh. Berbeda dengan pedagang yang harus berjualan di medsos atau penulis yang bisa mengunggah karya-karya terbarunya.

Sadar telah menghabiskan terlalu banyak waktu

Dia sadar telah menggunakan nyaris semua waktunya untuk bermain media sosial. Kalau ini terus dibiarkan, semua kegiatannya ke dunia nyata dapat terbengkalai. Maka Sayangnya, media sosial sudah serupa candu sehingga sekadar membatasi waktu dalam bermedia sosial tidak mudah. Dia harus lebih keras pada diri sendiri dengan cara berhenti total atau uninstall aplikasi.

Jadi lebih bisa berkonsentrasi pada kegiatan yang penting

Tadinya dia juga gak yakin bakal bisa lepas dari candu media sosial. Namun, setelah merasakan sendiri manfaat mengurangi kegiatan media sosial, dia justru mantap untuk berhenti sekalian. Dahulu, media sosial membuatnya membuang-buang waktu, tenaga, dan kuota. Sekarang konsentrasi belajar atau bekerjanya menjadi penuh tanpa perlu memikirkan ada kabar dari medsos.

Pusing, terlalu banyak hoaks yang beredar ke media sosial

Satu atau dua hoaks yang beredar ke media sosial bisa mencuri perhatian para penggunanya sampai membuat mereka terprovokasi. Akan tetapi jika sudah terlalu banyak hoaks beredar, akhirnya terasa membosankan bahkan menjengkelkan. Dari pada berisiko, orang yang sangat mengutamakan keselamatan diri akan lebih suka berhenti menggunakan media sosial.

Belum lagi berbagai status pengguna medsos yang suka-suka, tidak memperhatikan etika, memicu pertengkaran dengan akun lain, penuh keluhan, dan sebagainya. Tidak semua orang mampu bersikap cuek dengan keributan ala medsos seperti ini.

Menggapa Alasan Orang Mencari Media Sosial

Menggapa Alasan Orang Mencari Media Sosial

Begitu banyak orang telah memiliki akun media sosial, bahkan lebih dari satu. Terutama generasi milenial yang pasti sudah akrab sekali dengan dumay alias dunia maya. Namun saat banyak orang tak bisa lepas dari media sosial, malah yang untuk menghapus atau menonaktifkan akunnya Menurut http://n-dine.com/.

Menggapa Alasan Orang Mencari Media Sosial - Menggapa Alasan Orang Mencari Media Sosial

Maka dunia nyata dia sangat sibuk dan medsos

Melansir dari https://103.55.37.123/, mungkin cukup aktif ke media sosial. Akan tetapi belakangan ini dia seperti lenyap ditelan bumi. Penyebabnya, kesibukannya di dunia nyata kian tinggi. Misalnya, sibuk bekerja. Pun media sosial gak mendukung pekerjaannya. Artinya, dengan atau tanpa ia memiliki akun media sosial, pekerjaannya tidak terpengaruh. Berbeda dengan pedagang yang harus berjualan di medsos atau penulis yang bisa mengunggah karya-karya terbarunya.

Sadar telah menghabiskan terlalu banyak waktu

Dia sadar telah menggunakan nyaris semua waktunya untuk bermain media sosial. Kalau ini terus dibiarkan, semua kegiatannya ke dunia nyata dapat terbengkalai. Maka Sayangnya, media sosial sudah serupa candu sehingga sekadar membatasi waktu dalam bermedia sosial tidak mudah. Dia harus lebih keras pada diri sendiri dengan cara berhenti total atau uninstall aplikasi.

Jadi lebih bisa berkonsentrasi pada kegiatan yang penting

Tadinya dia juga gak yakin bakal bisa lepas dari candu media sosial. Namun, setelah merasakan sendiri manfaat mengurangi kegiatan media sosial, dia justru mantap untuk berhenti sekalian. Dahulu, media sosial membuatnya membuang-buang waktu, tenaga, dan kuota. Sekarang konsentrasi belajar atau bekerjanya menjadi penuh tanpa perlu memikirkan ada kabar dari medsos.

Pusing, terlalu banyak hoaks yang beredar ke media sosial

Satu atau dua hoaks yang beredar ke media sosial bisa mencuri perhatian para penggunanya sampai membuat mereka terprovokasi. Akan tetapi jika sudah terlalu banyak hoaks beredar, akhirnya terasa membosankan bahkan menjengkelkan. Dari pada berisiko, orang yang sangat mengutamakan keselamatan diri akan lebih suka berhenti menggunakan media sosial.

Belum lagi berbagai status pengguna medsos yang suka-suka, tidak memperhatikan etika, memicu pertengkaran dengan akun lain, penuh keluhan, dan sebagainya. Tidak semua orang mampu bersikap cuek dengan keributan ala medsos seperti ini.

Hal Baik Ini juga Bisa Membuatmu Dijauhi

Hal Baik Ini juga Bisa Membuatmu Dijauhi – Dengan usia yang semakin bertambah, semakin banyak pula karakter orang yang akan kamu temui. Ada kalanya, kamu gak mengerti dengan perilaku mereka. Misalnya saja, ketika kamu dijauhi.

dijauhi teman - Hal Baik Ini juga Bisa Membuatmu DijauhiKejadian tersebut bisa jadi sarana introspeksi, supaya kamu lebih menjaga sikap. Tapi, kamu perlu memahami bahwa itu semua tidak selalu salahmu. Ada beberapa hal baik, yang ternyata juga bisa membuat kamu dijauhi. Apa saja?

1. Kesuksesanmu melampaui prestasi orang-orang di sekitarmu

Menurut http://n-dine.com/ Jika memang dipastikan bahwa kesuksesan gak mengubahmu jadi orang sombong, maka perilaku mereka tersebut bisa diakibatkan rasa insecure. Merasa minder dengan berbagai pencapaianmu yang begitu spektakuler, mereka merasa sudah gak lagi selevel, dan akhirnya memilih jaga jarak darimu.

2. Pilihanmu yang tidak biasa

Alasan lain yang juga bisa membuat orang-orang di sekitarmu gak lagi sedekat dulu, karena pilihanmu yang berbeda dan gak biasa. Memang, tipikal orang, sulit untuk menerima sesuatu yang berbeda. Ada yang berpikiran terbuka, ada pula yang takut dan gak mau mendekat.

Sebagai contoh, kamu memiliki latar belakang yang ‘wah’. Alih-alih meneruskan bisnis keluarga, seperti yang sudah-sudah dilakukan oleh keluargamu yang lain, kamu malah memilih jalur lain yang low profile. Misalnya, jadi relawan di pedalaman, yang hidupnya harus bersusah-susah. Pilihan yang out of the box ini, kadang sulit diterima.

3. Keberanianmu untuk speak up

Gak semua orang siap menerima pendapat yang berbeda. Apalagi menyangkut hal-hal yang sering dianggap normal, padahal keliru. Siap-siap saja dibungkam atau dikucilkan.

Melansir dari https://116.193.191.130/ Sebagai contoh, korban kekerasan seksual yang memutuskan untuk jadi whistleblower. Sayangnya, masih banyak yang beranggapan perilaku pelecehan seksual sebagai lucu-lucuan. Padahal, gak lucu sama sekali, dan bisa menimbulkan trauma bagi korban.

4. Ketegasanmu untuk gak mau dimanfaatkan

Dulu, kamu jadi orang paling favorit di lingkaran pertemanan. Karena kalau dimintai tolong, ‘iya-iya’ saja. Habis, gak enak menolaknya.

Kini, kamu diperlakukan layaknya pesakitan. Saat kamu gabung dalam percakapan, sering dicuekin. Saat ada acara ngumpul bareng, sering gak diundang. Ternyata, semua itu terjadi setelah kamu berani mengambil sikap tegas untuk menolak dimanfaatkan.

5. Perubahan cara pandang

Umumnya, seseorang akan mencari teman yang sedikit banyak, memiliki kesamaan. Salah satunya kesamaan pola pikir atau cara pandang. Maka dari itu, ketika melihat cara pandang atau prinsipmu berubah, mereka gak lagi merasa satu frekuensi. Akhirnya, hubungan yang dulu dekat, kini sudah gak bisa lagi kembali seperti dulu. Jurang perbedaannya terlalu besar.

Dari uraian tadi, sekarang kita jadi sadar, bahwa ternyata dijauhi oleh teman-teman atau lingkaran orang terdekatmu, gak berarti karena kamu telah berbuat salah. Bisa juga, lho, karena kamu melakukan hal baik.